Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cerpen Minimal 3 Lembar


Cerpen Minimal 3 Lembar

contoh cerpen minimal 3 lembar

1. contoh cerpen minimal 3 lembar


ANDAI AKU BISA KEMBALI Hidup tidak ada yang tahu, bahkan sejak lahir tidak ada yang tahu bagaimana masa depan kelak. Apa yang akan terjadi, yang penting kita harus bisa mengisi kehidupan ini dengan hal yang berarti. Dan itulah yang ingin dilakukan Dini, gadis berusia 16 tahun yang harus berhadapan dengan Kanker. Dini merasa tidak ada yang pernah tahu bagaimana dan kapan Tuhan menjemputnya. Saat ini Dini hanya ingin mengisi hidupnya setiap hari dengan hal-hal yang dia inginkan dan membuat dia lupa dengan penyakitnya. Dini adalah gadis yang hobinya membuat puisi, selain itu dia juga sering mengisi waktunya untuk membantu orangtuanya. Sepulang sekolah dini membantu ibunya berjualan sembako di toko kecil peninggalan ayahnya. sejak dia berusia 6 tahun ayahnya meninggal dunia. Dini memiliki kakak perempuan bernama Nami. Nami kini melanjutkan sekolahnya di universitas. Sepulang kuliah Nami juga membantu adiknya Dini menjaga warung kecil itu. Nami sangat menyayangi adiknya itu, dia sedih melihat adiknya yang harus melawan penyakit ganas tersebut. Dini sering menyalurkan hobinya saat waktu luangnya.bahkan saat ini Dini memiliki 15 puisi, sedikit cerita kisah hidupnya yang dia tulis dalam bentuk puisi. Dini duduk dibangku sekolah kelas XI, iya banyak memiliki sahabat yang peduli padanya. Hingga pada suatu hari temannya menyatakan cinta padanya. Dengan setangkai bunga mawar ditangan Rendi menyatakan isi hatinya kepada Dini. Dini mengambil bunga mawar Rendi “ aku akan menjawab ketika kelopak bunga mawar ini berguguran’ Hari demi hari berlalu, ketika kelopak bunga mawar sudah mulai berguguran. Sesampainya di sekolah Rendi menemui Dini  “Hai cantik, bagimana jawabanmu? Bukankah mahkota bunga yang aku berikan sudah mulai berguguran?” sapa Randi yang penasaran menunggu jawaban Dini. “Maaf Randi, aku tidak bisa menerimamu, bukan karena aku tidak menyayangimu atau aku tidak menghargai perasaanmu. Tapi aku hanya ingin kita berteman saja, aku tidak ingin ketika aku pergi jauh ada orang yang merasa kehilanganku” sahut Dini dengan menyembunyikan perasaan yang sesungguhnya. Randi memikirkan apa yang dikatakan Dini tentang dirinya yang akan pergi jauh, “apa magsud perkataan Dini tadi ya?” Dini terlihat menghindar dari Randi karena ia tidak ingin melukai perasaan Randi. Tetapi Randi terlihat menerima apa jawaban dari Dini degan lapang dada. Randi menyapa sahabat-sahabat Dini yang juga teman sekelasnya yang sedang berkumpul di kantin, Randi juga menyapa Dini dengan sapaan yang manis “hai cantik” sapa Randi. Dini menjawab sapaan Randi hanya dengan tersenyum saja. Suatu hari saat ulangan harian berlangsung, tiba-tiba mata Dini memerah dan keluar darah dari hidungnya. “ Din, kenapa hidungmu berdarah? Tanya salah satu sahabatnya. Dini kaget, dia tiba-tiba pingsan. Dan dibawa ke RS oleh guru walinya. Sepulang sekolah Randi dan sahabat-sahabat Dini datang ke rumah sakit untuk menjenguk Dini. Randi membelikan dini boneka beruang berwarna pink karena dia tau Dini sangat suka warna pink. Ternyata Dini belum juga sadar dari pingsannya, Randi dan sahabat-sahabat Dini bertemu dengan Ibu Dini dan Ibu Dini bercerita tentang penyakit Dini. Teman-temannya terharu mendengar cerita dari Ibu Dini. Terutama Randi. Dia akhirnya mengetahui alasan Dini mengapa dini tidak menerimanya dan mengatakan dirinya akan pergi jauh. Setelah beberapa hari dirawat di RS akhirnya dini bisa pulang kembali kerumahnya. Randi datang kerumah Dini ingin menjenguk dan memberikan boneka yang hendak diberikannya pada saat Dini masih dirumah sakit. Dini sangat menyukai boneka yang diberikan Randi kepadanya, Dini tidak bisa tidur jika tidak memeluk boneka pemberian dari Randi. Dini merasa terhibur semenjak Randi datang dalam kehidupannya. Dini kini tidak bisa bersekolah karena tubuhnya sudah mulai melemas. Setelah beberapa minggu, penyakit Dini kambuh lagi, Dokter sudah mengatakan bahwa penyakit yang diderita Dini sudah stadium akhir. Kini Dini tinggal menunggu keputusan dari tuhan. Dini bukanlah satu-satunya orang yang mendapat perlakuan isitimewa dari Tuhan. Keluarga dan teman-teman Dini termasuk Randi sangat sedih, melihat keadaan Dini  koma. Randi dan keluarga Dini pergi untuk bersembahyang dan meminta kepada tuhan untuk menghilangkan penderitaan yang dialami oleh Dini akibat menahan rasa sakit yang dirasakan selama 2 tahun ini.. Randi sudah tidak kuat melihat Dini menahan rasa sakit yang telah lama dirasaannya. Kini dini sudah menghembuskn nafas terakhirnya dengan tersenyum dan memeluk boneka pemberian Randi.
karya : noni andayani




2. Tolong buatin cerpen minimal 3 lembar dong!!!


males ngetik banhet nii heheheh

3. tolong buatkan cerpen minimal 3 lembar dong


persahabatan adalah suatu hal yg bermakna dalam diri kita dan dapat kita kenang bila kita sudah dewasa dan sudah tidak bersama sama lagi demgan dia seorang

maaf klo pendek

4. buatlah cerpen bertema siswa berjiwa pengusaha cerpen minimal 3 lembar​


Jawaban:

gagjavajkafuaogaivsb


5. Contoh cerpen keindahan alam minimal 3 lembar hvs A4 ?


cerita sebuah pohon tanjung

6. buatlah cerpen dengan tema perjuangan siswa di masa pandemimi minimal 3 lembar​


Jawaban:

Para Guru Mengunjungi Siswa

Untuk memberikan materi pelajaran setiap harinya agar tidak tertinggal mata pelajaran, guru terpaksa mengunjungi kampung-kampung dan mengumpul siswanya.

"Minimal dengan program luring sesuai petunjuk dan arahan dinas pendidikan pelajaran kurikulum sekolah tidak tertinggal akibat wabah COVID-19 yang tidak tahu kapan berakhir," ujarnya.

Dia mengatakan, sesuai jadwal total 27 jumlah tenaga pengajar (18 PNS dan 9 honor) setiap harinya aktif memberikan 4 materi mata pelajaran (satu mata pelajaran 30 menit) kepada siswa/siswinya.

"Sistem belajarnya dengan memanfaatkan rumah teras siswa tinggal, pekarangan, saung dan lainnya hanya saja mengikuti protokol kesehatan (pakai masker dan cucitangan dengan sabun/hand sanitizer,

Semoga membantu :)


7. Tolong buatkan cerpen yang betemakan hardiknas minimal 3 lembar



Ali mendapat inspirasi dari Elvira supir trans Jakarta Blok M-Kota yang memakai pakaian daerah Palembang pada hari Kartini. Semingggu sebelum dan sesudah Hari Pendidikan nasional (2 Mei), ia ke sekolah memakai pakaian daerah.

Beberapa hari pertama, ia sempat menarik perhatian. Para murid tercengang. Tapi tidak ada yang berani bertanya. Semuanya hanya senyum-senyum menganggap guru itu mau sok nyentrik. Guru-guru lain hanya pandang-pandangan. Mereka pikir Ali sedang berusaha untuk menarik perhatian. Ada kabar burung ia jatuh cinta pada Bu Ani, guru baru yang selalu mengajar dengan memakai baju kurung.
Tetapi ketika Ali masih terus memakai pakaian daerah selama seminggu, Kepala Sekolah, kontan memanggil.
“Pak Ali, apa sebenarnya missi Pak Ali, mengajar dengan memakai pakaian daerah?”

Ali terkejut. Ia sendiri ketika pertama kali memakai pakaian daerah merasa kikuk. Tetapi setelah satu minggu, ia lupa itu pakaian daerah. Ia menganggapnya sebagai pakaian biasa. Baru ketika Kepala Sekolah menegur, ia sadar kembali ia sudah memakai pakaian daerah.

“Maaf Pak, saya tidak ada missi apa-apa. Saya hanya mencoba menyambut Hari Pendidikan Nasional, untuk mengingatkan anak-anak betapa pentingnya pendidikan. Sebab kebanyakan mereka nampaknya sekolah karena terpaksa, dipaksa oleh orang tuanya.”
“Tapi kan hari Pendidikan sudah lewat?”
“Betul, Pak.”
“Berapa lama Pak Ali mau pakai pakaian daerah begini?”
“Ya kalau diperkenankan, untuk seterusnya, Pak.”
Kepala Sekolah terkejut.
“Tapi kita kan sudah punya seragam sekolah. Pak Ali tidak suka seragam kita? Ini protes?”
“Sama sekali tidak, Pak..”
“Kalau begitu, saya minta supaya Pak Ali kembali mengenakan seragam sekolah saja kalau sedang mengajar. Di luar sekolah terserah Pak Ali.”
Ali tidak menjawab. Sebenarnya kalau tidak disuruh berhenti, ia memang sudah merencanakan untuk kembali mengajar dengan pakaian seragam guru. Tapi karena dilarang, tiba-tiba ia ingin melawan.
“Maaf Pak, “kata Ali kemudian dengan sopan, “apa memakai pakai daerah kalau sedang mengajar itu membuat ilmu yang kita ajarkan kepada murid-murid jadi cacad?”
Kepala sekolah ketawa.
“Tentu saja tidak.”
“Kalau begitu apa salahnya guru memakai pakaian daerah ke sekolah, Pak?”
“Tidak ada.”
“Tapi kenapa saya dilarang?”
“Karena sekolah kita sudah punya seragam untuk guru yang sedang mengajar. Kalau di luar jam pelajaran, Pak Ali memakai pakaian apa juga terserah. Kesepakatan sebaiknya tidak dilanggar, Pak Ali, nanti jadi preseden yang buruk Kita guru harus menjadi teladan murid-murid, Pak Ali.”
Ali terdiam. Kepala Sekolah merasa Ali sudah setuju. Tapi esoknya, Ali tetap saja mengajar dengan memakai pakaian daerag. Tentu saja ia kembali dipanggil.
“Pak Ali kelihatannya belum mengerti maksud saya, silakan memakai seragam guru kalau sedang mengajar.” Kata Kepala Sekolah dengan nada mulai keras.
“Saya sudah mencoba, Pak. Tapi badan saya tidak mau berangkat kalau pakai seragam. Jadi saya terpaksa memakai pakaian daerah kembali.”
Kepala Sekolah hampir saja tersenyum karena jawaban itu lugu dan lucu. Tapi guru-guru lain yang mendengar percakapan itu sudah terlebih dahulu ketawa. Kepala Sekolah, lalu menaikkan suaranya.
“Kalau Pak Ali tidak mau mematuhi aturan sekolah, lebih baik jangan mengajar!”
“Kenapa Pak?”
“Sebab desiplin adalah salah satu yang lemah dalam pendidikan kita. Kita pintar membuat aturan, tetapi tidak mampu melaksanakannya, sehingga semua aturan itu mubazir. Kita baru saja memperingat Hari Pendidikan. Memegang desiplin adalah salah satu dari usaha yang konkrit kalau mau memperingati Hari Pendidikan dengan sungguh-sungguh. Pak Ali mengerti maksud saya?”
“Saya mengerti. Bapak melarang saya mengajar memakai pakaian adat.”
“Bukan.!”
Ali tercengang.

8. buatlah cerpen bertema jiwa pengusaha cerpen minimal 3 lembar ​


Jawaban:

jadilah orang yang dermawan


9. Berikan contoh cerpen persahabatan dan struktur nya minimal 3 lembar​


Jawaban:

Abstrak

Abstrak adalah bagian awal dalam cerita maupun ringkasan utama dari cerpen yang kemudian dikembangkan dalam rangkaian-rangkaian peristiwa. Dalam sebuah cerpen itu sendiri struktur abstrak bersifat opsional (boleh ada ataupun tidak).

Orientasi

Pada bagian Orintasi ini berkaitan dengan waktu, tempat, suasana dan juga alur pada cerita tersebut.

Komplikasi

Pada bagian komplikasi itu sendiri berisikan urutan dari kejadian yang kemudian dihubungkan dengan sebab dan juga akibat. Pada bagian ini pada umumnya menunjukan watak dari tokoh cerpen tersebut serta mulai muncul kerumitan.


10. kakak tolong bantu yaa , buatlah cerpen minimal 3 lembar folio ..​


Jawaban:

Seseorang mengguncang tubuhku. “Yash! Bangun!”

Aku menggeliat, menepis tangan yang mengguncangku itu sambil masih terpejam. Mataku masih berat untuk dibuka, kantuk masih menguasaiku.

“Yash! Aku mau bicara penting, nih.. Bangun!” tangan itu mengguncang tubuhku lagi. Suara Nay sepertinya. Dengan malas terpaksa kubuka mataku.

“Kenapa Nay?” sahutku serak akibat bangun tidur. Nay adalah sahabatku, sekaligus teman satu kos dan satu fakultas.

“Aku mau berhenti kuliah.”

APA? Sisa-sisa kantukku segera hilang. Aku langsung bangun terduduk di atas kasur. Menatap Nay lekat-lekat. Aku memang sering menjadi tempat Nay berkeluh kesah tentang dana kuliah dan biaya hidup. Aku tahu bagaimana sulitnya dia bertahan untuk tetap melanjutkan pendidikan strata satunya, tapi aku tidak pernah menyangka dia akan menyerah sekarang. Saat kami baru selesai dari program Kuliah Kerja Nyata dan tinggal menulis skripsi untuk menuntaskan pendidikan bachelor kami. Kecuali memang ada hal yang sangat genting yang memaksanya untuk itu, kecuali keadaannya sudah tidak tertolong lagi.

“Kamu serius?!” tanyaku setengah melotot. Nay mengangguk. “Aku sudah nggak punya biaya lagi, Yash. Aku ke sini hanya mau pamit ke kamu..” katanya.

“Nay… kamu jangan sembarangan memutuskan begini..” Aku menasihati. Nay mengubah posisi duduknya, meraih bantalku dan mendekapnya dalam pelukannya.

“Kamu harus pikirkan baik-baik, kita ini tinggal menghabiskan satu semester lagi sambil nulis skripsi aja lho, Nay… tinggal itu dan.. selesai!” kataku menjelaskan dengan perlahan-lahan agar lebih terkesan tegas. Agar Nay mau berfikir ulang mengenai keputusannya yang menurutku sangat mendadak begini. Sepertinya keputusan yang emosional.

“Yash.. aku capek kaya gini terus…” katanya mulai terdengar sendu. “Keadaannya juga nggak kunjung membaik.. Aku sudah usaha buat ngirim-ngirim karya tulisku ke media massa seperti yang kamu sarankan, tapi nyatanya? 100 cerpen tanpa hasil. Nihil.” keluh Nay. Aku menarik napas berat dan menghembuskannya lagi. Aku ikut bingung. Bukannya aku tidak tahu perjuangan Nay mencari penghasilan. Dia sudah menjajal semua usaha. Jadi buruh cuci, penjual pulsa, guru privat, pembantu rumah tangga, pelayan restoran, pedagang makanan ringan dan entah apa lagi. Nay selalu berganti-ganti profesi, dan setiap dia mengawali profesinya, dia memancarkan energi optimis yang amat sangat besar.

Penjelasan:


11. buatkan cerpen bertema bebas dengan strukrtur minimal 3 - 10 lembar#tolong


semoga membantu,pindahkan ke word ya

12. tolong kak buatin cerpen pendidikan sekolah minimal 3 lembar folio​


Nih ceritanya tinggal ringkas aja

1.Deni duduk termenung di meja belajarnya. Jam dinding menunjuk angka 4. petang ini, Ia berniat akan belajar semaksimal mungkin. karena besok akan diadakan UTS atau ujian tengah semester akan dilaksanakan serentak di seluruh SMA di DKI Jakarta. Deni tampak bingung mau mulai belajar darimana. Langsung saja ia membuka tas dan ternyata ada soal ulangan tahun lalu yang barusaja ia fotokopi tadi siang dari kawan nya. “Soal ulangan tengah semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012. Pelajaran : Sejarah” begitulah kop atau kepala soal yang tertera pada lembaran itu.” Lumayan lah buat latihan” katanya dalam hati. Tanpa basa-basi Deni mengambil pulpenya dan mengisi soal itu.

dalam


13. buatlah cerpen pendek remaja minimal 3 lembar terserah judulnya apa tolong dibantu


klu cerpen gak sampek 3 lembar

14. Tolong buatkn cerpen minimal 3 lembar tentang pesawahan


Hijau kuning yang begitu indah. Burung-burung kecil terbang bebas kesana-kemari. Angin berhembus tak terlalu kencang, tak sekencang angin di lepas pantai, bagai penerima tamu yang tak berwujud menyapa hangat pengunjung. Ia menyapukan lelah dan penat yang berserakan di benak pikiran akibat aktifitas di kantor seharian. Sungguh itu pemandangan yang sulit ditemukan, bahkan kalau di kota, itu sudak tak ada. Semakin larut memandanginya, semakin cantik dia. Belum lagi ia semakin dipercantik dengan warna biru khas di langit yang begitu cerah yang ditemani oleh kilauan cahaya dari sinar-sinar terakhir mentari di sore itu. Tampak seorang lelaki paruh baya memakai topi bundar dengan bagian atas membentuk kerucut yang agak lebar memayungi kepalanya. Topi yang biasa dikenal orang sebagai topi “Pak Tani”. Lelaki itu sedang membungkuk. Entah apa yang ia kerjakan. Mungkin sedang membersihkan padi-padinya. Tidak terlalu jelas, karena ia berada di tengah-tengah sawah. Ia membungkuk sangat lama seperti tak kenal lelah. Mungkin karena ia dipacu oleh gelimangan semangat. Apalagi padi-padinya sebentar lagi siap untuk dipanen. “Salut sama Pak Tani,” ucapku dalam hati.



Ku arahkan pandanganku kembali ke bentangan sawah yang cukup luas itu. Terlihat ada kelompok wanita di tepian sawah. Mereka memakai topi yang sama dengan yang “Pak Tani” tadi pakai. Mereka tampak seperti sebuah keluarga. Sangat hangat kebersamaan mereka, diiringi dengan tawa. Mereka sedang berjalan sambil membawa karung bekas yang sudah robek. Masing-masing karung yang mereka bawa berisi sayuran. Terlihat mereka membawa kangkung. Yang aku tahu itu kangkung. Aku tak sempat menanyakan kepada mereka karena harus meneruskan perjalanan pulang. Jam tanganku menunjukkan pukul 17.35. Aku harus melanjutkan perjalanan pulang karena akan berbuka puasa di rumah.



Cerita pendek di atas adalah sekilas gambaran dari apa yang penulis lihat ketika dalam perjalanan menuju rumah di kampung, berhenti di sebuah hamparan sawah. Waktu itu Sabtu sore pukul 17.15. Saya berhenti sejenak ketika dipanggil oleh indahnya pemandangan sawah dengan kombinasi warna hijau-kuning keemasan di sore itu. Padi-padi sudah mulai tampak mencapai umur matangnya. Mungkin tinggal menunggu hitungan hari, padi-padi itu sudah akan dipanen. Pemandangan itu sangat menenangkan hati. Sangat berlawanan dengan kondisi di kota dimana begitu sesak, polusi, dan kendaraan bermotor yang berjubel-jubel. Semoga saja pemandangan seperti ini akan tetap ada selamanya. Jangan sampai ia menjadi korban arus urbanisasi yang begitu dahsyat

#kompasiana

15. bikinin cerpen buatan sendiri dong, kalau bisa minimal 3 lembar.


Hari ini mulai ku tulis sebuah alur hidupku yang banyak melibatkan air mata. Tentang pahitnya menghadapi kenyataan yang sebenarnya harus selalu aku lewati, Memohon agar dapat diberikan umur yang panjang adalah doa yang paling sederhana yang paling sering ku ucapkan. Bersamaan dengan jatuhnya air mata ku, doa selanjutnya adalah meminta diangkatnya segala penyakit dan bisa bersama sama merasakan kebahagiaan yang lebih lama. Sebuah doa yang sangat sederhana yang terukir setiap aku sholat. Seperti menyimpan bom waktu di setiap sisa hidup, menunggu detik detik terlewatkan, dan tak tahu pada saat kapan detik itu akan berhenti dan menyisakan banyak tangisan di kuping yang sudah terbaring kaku. Aku bukanlah yang maha tegar, bukan pula maha pengikhlas. Harus selalu menyembunyikan rasa hancur ini di depan semua orang, tersenyum di balik kesedihan. Aku tau, dengan mudah waktu akan menyapu kita bagaikan hamparan sampah jalanan, mungkin kita hanya bisa melihat bagaimana kita dikenang untuk yang terakhir kalinya. Rasa takut kehilangan adalah menu utama yang selalu hadir di pagi, siang dan malamku. Memunafikan diri dengan banyak berhayal tentang kebahagiaan yang mungkin sebentar lagi akan hilang. Aku begitu hancur menyaksikan semuanya, maha dasyat sakitnya terombang ambing air mata yang tak dapat lagi mampu terurai, hanya butuh sedikit sisaan air mata untuk yang terakhir kalinya saat kita benar benar berpisah. Begitu banyak pengorbanan, kasih sayang, senyuman, dan air mata yang menghiasi setiap jejak langkah hidup ini. Tuhan begitu hebat, membuat setiap detik penuh dengan susunan takdir yang begitu sempurna, begitu besar kekuasaannya sehingga kita hanya dapat menerima dengan sejuta bahasa perasaan takdir yang ia gambarkan. Mungkin tuhan ingin menguji seberapa cinta kita terhadap NYA, dengan perlahan mengenalkan kita kepada takdir yang mungkin pahit untuk kita rasakan, tapi ternyata tuhan begitu adil, memberikan kesempatan dengan perasaan yang seutuhnya untuk selalu mengingatnya dengan sisa hidup ini. Itulah tuhan, mampu membuat rencana sesukanya, mampu membuat siapa saja menjadi ketakutan. Serasa tak ada lagi kabar baik yang ku dapat di dalam hidupku, entah kemurkaan apa yang tuhan beri sampai tak ada sedikit usapan air mata untuk aku dan keluargaku, mungkin ini adalah salah satu cara agar aku mampu berdiri mengartikan hidup ini dengan kedewasaanku. Kadang aku iri dengan kehidupan ku yang lain, mungkin belum sempat kita bercerita dengan kebahagiaan dan cerita yang menyenangkan, salah dari kita menceritakan hal yang membuat kita terpuruk, itulah hati yang pilu hanya bisa menangis dan membagi penderitaannya. Bisa dibilang cobaan adalah makanan sehari hari yang lazim kita dapat, mungkin tak seorang pun mampu melewatinya jika di posisi aku, semua kejadian ini membentuk aku menjadi wanita yang kuat, tegar dan realistis dalam menghadapi kehidupan. “aku akan berhenti, jika aku tak sanggup, tapi aku akan bertahan, jika ini semua membuat ku bangkit”. selalu kata kata itu menyemangati dari dalam hati.
Jika nanti aku bisa bahagia dengan keluargaku, tertawa lepas tanpa ada ketakutan, bahkan tekanan, aku akan melukiskan ke bahagiaanku lewat air mata air mata kebahagiaan pertamaku. Mungkin terlalu banyak dosa yang telah diperbuat, menghadiahkan begitu banyak cobaan yang terkala membuat aku ingin pergi meninggalkan ini semua. Mendapatkan sebuah keluarga yang utuh, lengkap, saling menyayangi, adalah impian semua orang. Aku mendapatkannya di sini. banyak hal yang kita sudah lewati semua, banyak pelajaran yang membuat kasih sayang kita terbentuk erat, sulit rasanya memisahkan kita satu sama lain. Terasa semakin dekat, semua hal yang menyakitkan semakin datang, setiap hari hanya mendengarkan rintikan air mata sedu, menandakan kesakitan amat dalam. Dari mulai mama, adikku si sulung, tengah sampai si bungsu menangis menyayat hati, lirih seakan aku ingin mengiris kuping agar tidak merasa iba dengan semuanya. Aku berfikir sampai kapan ini semua terjadi, masihkan aku dapat menuliskan ceritaku? Saat semua terasa pahit dan berakhir pada waktu yang telah tiba, ingin aku menjadikan ini semua adalah tulisan cerita terindah yang pernah ku alami dengan mama, papa, dan keluargaku tersayang, they mine.

Video Terkait


Posting Komentar untuk "Cerpen Minimal 3 Lembar"